Masa lalu yang tak pernah lekang oleh waktu. Masa dimana Cuma
ada aku dan kamu, yang kita satu. Masa yang masih aku ingat selalu jika ku
merasa sepi dan sendiri. Aku tau Cuma aku yang masih saja mengingat masa itu. Dimana
kita duduk berdua, bercanda dan tertawa bersama. Dimanapun, kapanpun kamu
selalu saja bisa membuatku bahagia.
Tiada bahagia yang lain selain ada kamu disisiku. Tuhan berikan aku segalanya waktu itu.
Tiada bahagia yang lain selain ada kamu disisiku. Tuhan berikan aku segalanya waktu itu.
Ku ingat pertama kali kamu datang kerumahku, kamu tunggu aku
digang depan dan aku menjemputmu. Dengan malu kita bertemu lalu kerumahku. Kamu
bilang itu pertama kalinya kamu berkunjung kerumah seorang perempuan. Dan kamu
bertemu dengan Mamahku. Kata Mamahku waktu itu tanganmu dingin dan kamu
terlihat gugup. Aku ingin sekali saat itu menggenggam tanganmu.
Ku ingat pertama kali makan malam bersama kita duduk
berhadapan. Kita lucu sekali. Kamu memesan beefsteak dan jus alpukat. Kamu suka
kan alpukat, aku masih ingat. Saat itu kita berbincang bincang. Ada satu
perbincangan kita yang tak pernah aku lupakan. Bahwa kamu akan menggendongku
memutari TuguMuda. Konyol sekali kita.
Ku ingat kita sering bertelefon untuk sekedar menanyakan
kabar atau berbincang hal yang tak penting diperbincangkan. Tapi aku senang. Kamu
selalu membuatku tertawa saat kamu ada diujung telefon itu.
Ku ingat saat kita dipantai dan aku serring mengajakmu
berfoto bersama, mengejarku yang lari menghindarimu, menggenggam tanganku dan
kita berjalan bersama. Kita nikmati pantai sore itu. Sambil duduk, kita
bercerita apa saja yang ingin kita ceritakan. Semilir angin ditepi pantai
membuat damai rasa cinta kita.
Ku ingat saat kita berjalan dan aku bilang padamu bahwa aku
ingin digendong. Lalu kamu menatapku dan tibatiba berjongkok dihadapanku,
menyuruhku naik dipunggungmu. Sungguh aku orang yang saangat bahagia ketika
itu. Kamu membawaku berjalan. Kita tertawa dan kamu kelelahan.
Ku ingat saat itu pertama kalinya kamu kenalkan aku kepada
kedua orangtuamu. Aku sungguh malu dan takut. Tapi kamu menenangkan aku. Kedua orang
tuamu sungguh baik padaku. Begitu juga dengan kakak kakakmu.
Ku ingat saat kamu mengajakku pergi dan aku bilang padamu
bahwa aku inginkan bunga. Kamu petik bunga kamboja merahmuda dipinggir jalan
itu untukku. Dan itu sungguh membuatku merasa bahagia. Walau tak seromantis
pasanngan lainnya, tapi kamulah yang membawa bahagia untukku.
Ku ingat kamu pernah bercerita, seringnya kamu duduk
dibalkon rumahmu hanya untuk melihat bintang. Dan tak taukah kamu, aku
melakukan hal yang sama berharap kita menatap bintang yang sama dan berdoa
semoga hubungan kita baikbaik saja.
Aku juga ingat saat kita sering kali bertengkar karena hal
yang sepele, tapi tak masalah untukku karena tak akan ada hubungan yang mulus
begitu saja. Kita pernah merasakan putus nyambung, tapi tak masalah juga bagiku
karena setelah itu kita akan sadar dan kamu akan mengajakku kembali bersama. Yang
masalah adalah ketika kita berpisah dan kamu tak mengajakku kembali bersama.
Banyak yang aku ingat tentang kita waktu ituu. Tak bisa ku
jelaskan satu persatu semua yang sudah pernah kita lalui. Ada masa yang indah,
masa bahagia kita. Ada pula masa terburuk, masa dimana kita harus
berpisah. Tak bisakah kau ingat semua itu. Pernahkah kamu ingat lagi masa itu
setelah kita lama tak berjumpa, lama tak menyapa, dan lama tak saling bicara.
Jika Tuhan memberiku satu permintaan. Aku ingin kamu ada
untukku sekali lagi.
0 comments:
Posting Komentar