Minggu, 01 September 2013

KUCERITAKAN "KITA"

Posted by Nur Chasanah Isnaini at 00.41


ya aku mencintainya sejak awal dia mengajakku pergi makan malam bersama kira kira sudah 2tahun yang lalu. dia bagian dari diriku yang selalu melengkapi hari hariku. semakin hari rasa cintaku itu bertambah. tapi entah bagaimana dengan dia. aku tak yakin dia merasakan hal yang sama denganku. aku takut kehilangan dia. sampai suatu saat dia memutuskan untuk berpisah denganku. entahlah, aku tak bisa berkata apa apa selain tangis yang ku tahan dan hanya isakan yang terdengar. ku kira semua hanya siku tanpa dia.ifat ego semata tapi setelah aku telaah. ya dia mengatakan yangg ingin dia katakan selama ini.

ya memang dia yang aku cinta. setelah aku berpisah dengan dia seperti ku tak punya nafas. terengah engah saat melakukan aktifitas. aku tak punya semangat. setiap malam ku berdoa pada Tuhan agar kami dipersatukan kembali dalam cinta yang diridhoi-Nya. aku selalu berdoa dan berdoa. Ya Tuhan aku selalu ingat dia saat aku berdoa. haya bisa ku bercerita pada Tuhan apa yang kurasakan setelah peristwa itu. hanya tuhan yang tau aku menangis, menderita, terluka dan semua itu menyakitkan. tak pernah kutau dimana letak kesalahanku, dia tak pernah bilang. terakhir dia bilang karena oranng tuanya yang tak setuju dengan hubungan kami. tapi aku tau dia berbohong.

seminggu setelah perpisahan kami. dia memilih untuk berpasangan dengan orang lain aku tau dan itu sangat menyakitkan. berkalikali aku yakinkan dia untuk tak menyakitiku, berkalikali pula dia berkata kasar padaku. Ya Tuhan dimana hatinya yang dulu untukku. dia bukan yang aku kenal. dia jahat. dia menyakkitiku sampai sedalam inii. padahal cintaku padanya semakin bertambah.

setelah lama kulalui hari ku tanpa dia, tiba tiba dia datangg padaku dan meminta maaf. sungguh dia tak minta maafpun aku sudah memaafkannya. aku menncintainya, bagaimana bisa aku tak memaafkannya. tapi dari pada dia ada disini dan luka itu datang lagi, lebih baik dia tak usah menampakkan dirinya dihadapanku dan enyahlah dikehidupanku.

Tapi Tuhan berkehendak lain. Aku tak tau apa yang sedang Tuhan rencanakan untukku. Aku dipertemukan lagi dengan dia disebuah universitas di fakultas yang sama pula. Ya Tuhan aku harus senang atau sedih? Karena tak bisa aku bayangkan betapa senangnya melihatnya setiap kali dikampus. Tapi aku juga berpikir pasti menyakitkan jika aku melihatnya menggandeng wanita lain dihadapanku, astaugfirrullahalazim.

Setelah bebeapa hari aku mengikuti ospek di universitasku, aku bertemu dia. Sungguh dia tersenyum dengan sangat manisnya saat melihatku. Entahlah mungkin dia sedang khilaf. Tapi hari itulah aku merasakan dia ada seperti dulu. Yang melindungiku dan membantuku dikala aku kesulitan. Saat itu aku kesulitan menemukan ruanganku. Dia membantuku mencarikannya dan ketemu. Yaa dia sangat teliti dan aku tidak. Kami pulang bersama dengan beriringan. Mungkin inilah saat bahagiaku. Tapi enlah untuknya, mungkin akan biasa saja. Karena aku tau dia menyanyangi wanita lain. Tak ada cara lagi untuk membuat “kita” ada lagi. “bahkan tali yang putus bila disambung tidak akan sempurna lagi” mungkin itu kiasan yang selalu aku ingat setiap aku mengingat hubunganku dengannya.

Ah, ternyata hari itu awal dari sakt hatiku. Lihatah 1 hari bahagia, bisa membuat hari lainnya menderita. Bagaimana bisa? Yah itulah hidup, kita tidak akan tau bagaimana akan hari esok. Yah biginilah nasibku menderita hanya karena satu cinta. Aku tak tau apa salahku. Dia bersikap dingin padaku. Saat aku ada dia tak menyapaku. Kemana dia yang kemarin? Sungguh sikapnya itu membuatku terluka, tapi aku tau dia tak akan peduli padaku. Padahal ketika itu aku sedang tak enak badan. Tambah parahlah hariku ketika itu. Ya Tuhan kemanakah harikuyang kemarin? Apa dia telah melupakannya. Ya itu pasti.

Sungguh aku tak ingin kita seperti tak saling mengenal, tapi dia dulu yang memulai. Ternyata aku punya gengsi juga. Aku tak ingin seperti ini. Beri tau aku mengapa dan kenapa? Sejelasnya. Tapi aku tau dari dahulu dia takpernah bicara sejujurnya padaku. Berarti hari kemarin adalah kebohongan yang amatlah membodohkan aku.

Sikapmu dingin saat melihatku
Tatapanmu beku saat memandangku
Kamu amatlah keras seperti batu
Kita tak saling mengenal saat berdampingan
Kau bicara pada yang lain
Dan aku terpaku olehmu
Oleh ketidakpahammanmu terhadapku
Jika  nanti kita bertemu
Kumohon katakanlah sesuatu 
 

0 comments:

Posting Komentar

 

Naungan Hati Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea